Sabtu, 02 Agustus 2008

TAFAKUR

Sesaat setelah rohku terpisah dengan jasad, yaitu ketika aku memasuki alam kehidupan yang baru, apakah aku dapat tersenyum menjumpai malaikat yang memberi salam kepadaku:

1. Wahai anak adam, engkaukah yang meninggalkan dunia, atau dunia yang meninggalkan kamu?
2. Wahai anak adam, engkaukah yang merengkuh dunia, atau dunia yang merengkuhmu?
3. Wahai anak adam, engkaukah yang mematikan dunia, atau kau yang dimatikann dunia?

Ketika jasadku digeletakkan menunggu untuk dimandikan, mampukah aku tegar menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan malaikat kepadaku:

1. Wahai anak adam, dimanakah tubuhmu yang kuat itu, mengapa kini engkau tak berdaya?
2. Wahai anak adam, dimanakah lisanmu yang lantang dulu, mengapa kini engkau diam?
3. Wahai anak adam, dimanakah orang- orang yang mengasihimu, mengapa kini mereka membiarkanmu tergeletak sendirian?

Sewaktu mayatku dibaringkan diatas kain kafan, siap dibungkus, mampukah aku menuruti apa yang dikatakan malaikat:

1. Wahai anak adam, bersiaplah kau pergi jauh tanpa membawa bekal!
2. Wahai anak adam, pergilah dari rumahmu dan jangan kembali!
3. Wahai anak adam, naikilah tandu yang tidak akan pernah engkau nikmati lagi setelah itu!

Ketika aku dibaringkan untuk disholati, akankah diriku mampu bersikap manis disaat malaikatberbisik di telingaku:

1. Wahai anak adam, semua perbuatan yang telah engkau lakukan akan engkau lihat kembali
2. Wahai anak adam, apabila selama ini engkau tenggelam dalam amal sholeh maka bergembiralah
3. Wahai anak adam, apabila selama ini engkau tenggelam dalam kemaksiatan menuruti nafsu, maka sambutlah penderitaan akibat keenggananmu mengabdi kepada-NYA

Disaat jenasahku dipikul di atas keranda, sanggupkah aku bersikap anggun seperti seorang raja yang ditandu prajurit, ketika malaikat berseru kepadaku:

1. Wahai anak adam, bahagialah engkau apabila engkau termasuk orang- orang yang bertaubat,!
2. Wahai anak adam, bahagialah engkau apabila engkau taat pada perintah ALLAH dan rasul-NYA!
3. Wahai anak adam, bahagialah engkau apabila yang menjadi teman abadimu di alam kubur adalah ridha ALLAH, celakalah engkau jika teman abadimu siksa kubur ALLAH atau murka ALLAH!

Sewaktu jasadku berada di tepi kubur siap untuk diturunkan ke dalam liang lahat, akankah lidahku kelu menjawab pertanyaan malaikat yang berbisik lirih:




1. Wahai anak adam, kedamaian apakah yang engkau bawa untuk menmpati rumah cacing ini?
2. Wahai anak adam, cahaya apakah yang engkau bawa untuk menyinari rumah yang gelap ini?
3. Wahai anak adam, siapakah temanmu yang kau ajak menemanimu dalam penantian panjang ini?

Tatkala aku sudah diletakkan di liang kubur, masihkah mampu aku tersenyum menjawab ucapan selamat datang yang disampaikan bumi kepada ku:

1. Wahai anak adam, ketika berada di punggungku engkau bergelak tawa, kini setelah berada di perutku apakah engkau akan tertawa juga, ataukah engkau akn menangis menyesali diri?
2. Wahai anak adam, ketika berada di punggungku engkau bergembira ria, kini setelah berada di perutku apakah kegembiraan itu masih tersisa, ataukah engkau akan tenggelam dalam duka nestapa?
3. Wahai anak adam, ketika berada di punggungku engkaubersilat lidah, kini setelah berada di perutku, masihkah engkau bernyanyi ataukah engkau akan diam membisu seribi bahasa bergelut dengan penyesalan?

Tatkala atom- atom, partikel- partikel, bagian- bagian bumi menghimpit tubuhku yang terbujur kaku dalam liang lahat, sementara sanak saudaraku dan teman- teman karibku pulang kerumahnya masing- masing, akankah kecemasan menguasai diriku ketika ALLAH SWT berfirman :

Wahai hamba-KU, sekarang engkau terasingkan sendirian. Mereka pergi meninggalkan engkau dalam kesempitan dan kegelapan. Padahal dulu engkau membangkang tidak mau taat kepada-KU semata- mata untuk kepentingan mereka. Balasan apa yang engkau peroleh dari mereka? Masih pantaskah engkau mengharapkan surga-KU?


*dari berbagai
sumber

Tidak ada komentar: